Kasus AWK Viral, Ketua Umum Kohati HMI Cabang Singaraja : Apakah Hijab Mencederai Sebuah Norma?




Ket. Gambar : Arya Wedakarna/ AWK
Sumber Gambar : Instagram @aryawedakarna

AMBARARAJANEWS.COM_Arya Wedakarna atau yang lebih dikenal dengan AWK kini tengah menjadi sorotan publik. Pasalnya beredar video dirinya diduga rasis terhadap umat muslim. Dalam video yang viral di media sosial tersebut, AWK terlihat marah-marah dan menyinggung terkait perempuan berhijab yang menjadi frontliner Bandara Ngurah Rai, Bali.

Unggahan tersebut menampilkan AWK secara terang-terangan menginginkan hanya Gadis Bali yang rambutnya terlihat yang ditugaskan untuk menyambut tamu. Menanggapi hal tersebut, Ketua Korps HMI Wati (Kohati) HMI Cabang Singaraja, Etik Maesawardani yang ditemui di Sekretariat Kohati HMI Cabang Singaraja pada Kamis (04/01) kemarin memberikan tanggapan. Etik sangat menyayangkan ada pejabat publik yang dengan jelas mendiskriminasi muslimah.

Sangat tidak elok statement seperti itu terlontarkan dari seorang AWK, selain beliau merupakan anggota dewan, beliau juga merupakan orang yang berintelektual dan seharusnya bisa lebih bijak lagi ketika menyampaikan sebuah teguran ataupun imbauan,” ujar Etik.

Terdapat dua poin penting yang ingin Etik sampaikan terkait dengan kasus yang tengah viral itu “yang pertama tentang keinginan AWK untuk melihat putra putri Bali tampil di garis terdepan disetiap even, dan itu sangatlah sah dan wajar, karena beliau juga warga Bali yang tentunya ingin melihat putra putri Bali menjadi yang terbaik. Kemudian poin yang kedua, poin yang berhasil membuat saya harus angkat bicara, yakni masalah hijab, dengan pemilihan kata yang kurang tepat. Ada apa dengan hijab ini sebenarnya, kenapa harus dilabeli sebagai penutup yang gak jelas oleh AWK, apakah memakai hijab mencederai sebuah budaya, apakah hijab mencederai sebuah agama, atau apakah hijab ini mencederai sebuah norma?,” paparnya.

Ketua Kohati HMI Cabang Singaraja tersebut berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi. “Saya sebagai seorang muslimah dan sebagai perantau di pulau Dewata, saya berharap kejadian yang dinilai kurang etis dan kurang bijak semacam ini tidak terjadi lagi.  Agar tidak ada kesan diskriminatif yang dirasakan oleh suatu kaum, dan harapan kedua saya, di pulau yang sangat saya kagumi kecantikan alamnya, keramahan masyarakatnya dan keindahan budayanya, jangan sampai hal-hal seperti ini nantinya dapat menimbulkan pertikaian antar suatu kaum karena akan menciderai  semboyan kita Bhinneka Tunggal Ika,” tutupnya.


Jurnalis : Tim Redaksi LAPMI HMI Cabang Singaraja